ISTANBUL (INFORMASI ISLAMI TERKINI) -
Seantero negeri Turki mendadak mencekam, Jumat (15/7/2016) malam waktu setempat. Itu terjadi ketika sekelompok personel militer negeri itu melakukan upaya kudeta dengan cara memblokir bandara, menutup jembatan, menyerbu gedung parlemen dan stasiun televisi.
Faksi militer itu dalam pernyataannya menyebut telah mengambil alih pemerintahan Turki dari Presiden Recep Tayyip Erdogan. Namun beberapa jam kemudian upaya kudeta itu gagal karena rakyat pendukung Erdogan melakukan perlawanan.
Perlawanan sipil muncul setelah Erdogan menyerukan agar rakyat turun ke jalan untuk melawan tentara pemberontak. Erdogan mengeluarkan seruan melalui fasilitas FaceTime yang kemudian disiarkan secara nasional oleh stasiun televisi ke seluruh negeri.
Namun Upaya kudeta yang hanya berlangsung beberapa jam itu ternyata membawa korban tewas tidak sedikit, yaitu mencapai 60 orang dan 1.000 orang lainnya terluka. Korban tewas terbanyak berada di Kota Ankara, yaitu 42 orang, 17 di antaranya anggota polisi.
Korban tewas itu akibat baku tembak di dekat gedung parlemen. Untuk menguasai gedung parlemen, tentara pemberontak menggunakan helikopter. Tak lama kemudian helikopter tersebut hancur ditembak pesawat F-16 Angkatan Udara Turki.
Setidaknya lebih dari 750 tentara pemberontak ditangkap oleh petugas yang setia kepada pemerintah Erdogan. Jumlah tersebut termasuk lebih dari 100 personel militer yang sebelumnya menutup jembatan Bosporus. Jembatan Bosporus merupakan jembatan yang menghubungkan wilayah Turki di Asia dan Eropa.
Erdogan yang telah berkuasa selama 13 tahun mengultimatum akan melancarkan balasan kepada pihak yang berada di balik upaya kudeta.
Ia menuding seorang tokoh oposisi yang kini bermukim di Amerika Serikat, Fethullah Gulen, sebagai pihak di balik kudeta. "Mereka harus membayar mahal terkait pengkhianatan terhadap Turki," ujar Erdogan.
Erdogan mendadak muncul di Bandara Ataturk, Istanbul, dan memberi keterangan terkait upaya kudeta tersebut. "Pemerintah telah menguasai negeri ini sepenuhnya. Sebanyak 50 persen warga telah memilih presiden dan presiden saat ini masih bertugas," ujar Erdogan disambut sorak-sorai pendukungnya.
Pada hari itu sebenarnya Erdogan tengah berada Marmaris, sebuah resort di tepi pantai. Setelah pasukan pemerintah telah benar-benar melumpuhkan pasukan pemberontak, Erdogan mendarat di Bandara Ataturk.
Ketika melawan tentara pemberontak, pendukung Erdogan turun ke jalan sambil membawa bendera Turki. Mereka langsung menyerbu dan menaiki tank-tank yang dipakai pasukan pemberontak. Selain itu mereka juga memarkir mobil di depan kendaraan tempur dan tidur-tiduran di depannya.
Sumber : (cnn/dailymail)
(INFORMASI ISLAMI TERKINI)
No comments:
Post a Comment